Memahami E-Banking

Kamis, 24 Desember 2009

Kemajuan Ilmu dan Tehnologi di dunia memang semakin canggih, seperti halnya kegiatan-kegiatan e-banking yang mempermudah kita dalam masalah bisnis atau jual beli secara online dan tanpa harus menghabis energi dan waktu. Contohnya mentransfer uang ke rekening orang lain, Membeli produk secara online, Membayar tagihan – tagihan anda secara online. Itu semua adalah beberapa aplikasi yang paling sering dilakukan oleh kita, kesemuanya itu merupakan bagian dari kegiatan e-banking. Sebuah aktifitas perbankan yang dijalankan oleh media elektronik dengan.

Transaksi melalui internet yang memberikan kemudahan bagi para nasabah serta lebih menguntungkan dari sisi bank karena biaya yang murah, membuat penggunaan teknologi e-banking semakin meningkat. Misalnya saja  Bank Danamon yang berhasil membukukan transaksi sebanyak satu juta transaksi dengan nilai Rp250 miliar melalui “internet banking” yang diluncurkan sejak Juni 2009, (danamonline.com).

Namun dalam perkembangannya, ada saja orang yang iseng untuk memanfaatkan teknologi ini, apalagi mereka yang ahli dalam dunia TI cracker / carding). Mereka bisa dengan mudah menjebol sistem keamanan sehingga bisa menyedot uang nasabah khususnya dengan cara Online.

Eko Indrajit adalah salah seorang Keynote Speaker seminar Nasional tentang TI, mengatakan Bahwa para nasabah / pengguna layanan TI seringkali terjebak oleh istilah – istilah teknologi sehingga meyakinkan mereka untuk percaya 100% persen, padahal mereka tidak tahu betul tentang istilah tersebut dan resikonya. Misalnya teknologi Secure Socket Layer (SSL), sebuah mekanisme yang melindungi koneksi dari usaha penyadapan.
Sekuriti adalah suatu proses, bukan produk. Sebagai proses maka sekuriti itu memiliki banyak komponen. Sekuriti juga seperti rantai yang terdiri dari banyak mata rantai. Seperti halnya rantai, maka kekuatan sistem setara dengan kekuatan dari mata rantai yang terlemah. Pada kasus KlikBCA (situs e-banking palsu) ada dua hal yang menjadi rantai terlemah dari sistem yang terserang, yaitu ketak-pedulian user, dan kekurang-tanggapan BCA. Dua kelemahan ini menjadikan komponen relatif lebih kuat (misal 128-bit SSL) menjadi hilang artinya, (I Made Wiryana dan Tedi Heriyanto).

Ini artinya, masalah sekuriti jangan sampai dijadikan haya sebagai bagian dari Public Relation saja karena ini menyangkut keamanan dan kerugian nasabah / pengguna e-banking. Sudah saatnya pengguna e-banking mencari tahu bagaimana seluk beluk teknologi bank virtual ini jangan sampai terlena karena pengetahuan semu mengenai aplikasi dan sistem yang ditawarkan oleh e-banking masing – masing nasabah.

0 Comment:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda...

 
 
 
 
Copyright © Theatre Dot Net